TaganaPelalawan.com - Erosi sungai dibedakan menjadi dua kategori, yakni erosi dasar dan erosi tepi. Erosi dasar akan mengakibatkan kedalaman sungai bertambah dari kondisi sebelumnya. Sementara itu, erosi tepi sungai biasanya akan memperlebar batas pinggiran sungainya. Namun, keduanya tetap punya proses erosi yang sama.
Proses erosi sungai
Proses erosi oleh air sungai sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu pemindahan regolit, proses penggerusan, dan proses erosi ke arah hulu. Begini penjelasan lengkapnya!
1. Pemindahan regolit
Proses erosi sungai yang pertama adalah terjadinya perpindahan regolit atau bahan tanah lepas yang terdapat di atas batuan padat. Intinya, ini merupakan proses perpindahan runtuhan batu. Jika material yang berpindah tersebut mudah hancur, otomatis akan terbawa dalam proses pelarutan.
2. Proses penggerusan
Proses penggerusan biasanya terjadi pada erosi dasar sungai. Hal ini mudah ditemui pada air terjun yang memiliki tekanan cukup tinggi sehingga berpotensi menimbulkan turbulensi yang besar di bagian bawah sungai. Bahkan, bukan hanya erosi, proses ini juga melibatkan abrasi sehingga membuat air terjun mundur ke arah hulu.
3. Erosi ke arah hulu
Proses berikutnya adalah erosi ke arah hulu. Peristiwa ini terjadi ketika volume dan kecepatan air bertambah sehingga tekanannya malah berbalik ke arah dinding hulu. Pada akhirnya, permukaan hulu menjadi lebih luas karena air sungai berbalik menyentuh bagian tersebut akibat volume dan kecepatannya bertambah.
Penanggulangan & pencegahan
Meskipun erosi sungai disebut sebagai peristiwa alam, fenomena ini pada dasarnya juga dipengaruhi oleh perilaku manusia. Maka dari itu, ada cara pencegahan dan penanggulangan yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi erosi oleh air sungai ini.
1. Reboisasi
Cara penanggulangan yang pertama bisa Anda lakukan dengan melakukan reboisasi atau penghijauan kembali. Meski butuh waktu yang lama untuk menunggu pohon-pohon tumbuh menjulang, cara ini efektif untuk meningkatkan kapasitas resapan air. Sehingga, tanah atau bebatuan di permukaan tebing tidak mudah terbawa angin, air, maupun es.
2. Memasang bronjong
Cara berikutnya adalah dengan memasang bronjong, anyaman kawat dari baja yang diisi dengan bebatuan. Bronjong biasanya diletakkan di tepi tebing, lereng, atau sungai untuk menahan permukaan tanah dari erosi. Bahkan, bronjong kini juga digunakan sebagai salah satu pemanis arsitektur.
3. Menggunakan geotextile bag
Sebagai cara penanggulangan erosi, Anda juga bisa menggunakan geotextile bag, kantong dari bahan tekstil yang diisi dengan material penahan struktur permukaan tanah maupun bebatuan dari erosi sungai. Bentuk geotextile bag ini sama seperti akordion karena disejajarkan menyerupai balok-balok. Maka dari itu, tidak heran bila kekuatannya cukup terjamin, sebab antar-balok satu dengan lainnya memiliki ikatan yang saling terhubung.
--- Tagana Pelalawan ---